Senin, 07 November 2011

Pasangan = pakaian

Hmm,,, sebenarnya agak lucu juga saat membaca judul di atas. Tapi untuk hasil selanjutnya saya menyerahkan ke sahabat semua, apakah setuju dengan judul tersebut atau tidak ^_^
Inspirasi ini datang begitu saja, saat saya ingin membeli baju bersama kedua teman saya. Seperti biasanya, saya akan memeriksa kondisi baju yang ingin saya beli, terutama dari segi kualitas jahitan. Baju yang saya mau sudah ketemu, tinggal bagaimana caranya mendapat baju yang terbaik. Yapz,, saya memeriksa baju satu per satu dan “penjelajahan” saya pun dimulai. Dari setumpuk baju yang disediakan, awalnya saya mengecek dari bagian paling atas. Tidak lolos.. lanjut ke bawah, dan seterusnya sampai beberapa baju yang saya cek tidak memenuhi kualitas. Kedua teman saya -dan saya juga sih- mulai tidak sabar, saya ambil bajunya secara acak. Masih juga ada saja bagian yang cacat. Sampai akhirnya saya memilih dari yang tampilannya rapi secara kasat mata, dan untuk beberapa saat saya menjatuhkan pilihan ke satu baju. Melihat hal ini, salah seorang teman saya bernyanyi “akhirnya ku menemukanmu...”(NAFF band) sambil tertawa meledek. Saya cuma bisa tertawa, tapi entah kenapa saya kembali mengecek baju itu. Dan hasilnya??? Olala... ternyata jahitan bawahnya ada yang terlepas. Dan kembali saya memeriksa baju yang lain. Setelah cukup lama, barulah saya menemukan baju yang benar-benar bagus kualitasnya. Hampir selama satu jam saya memilih baju, dan saya pun puas saat menemukan yang paling bagus kualitasnya.
Entah kenapa, tiba-tiba saja saya berucap “ memilih pasangan pun sama seperti kita memilih baju”. Alhasil, kedua teman saya cuma bisa melongo, dan saya pun melanjutkan...
“Lihat baju tadi, pemilik toko sudah menyediakan setumpuk baju buat kita pilih. Orang yang asal, akan langsung mengambil saja tanpa mengecek terlebih dahulu. Yang penting kelihatan bagus, itu sudah cukup. Masalah nanti ternyata ada cacat atau tidak, itu resiko buat dia. Berbeda dengan orang yang berselera tinggi, dia akan melihat terlebih dahulu kualitas bajunya. Tapi si selera tinggi, bisa jadi akan putus asa saat ia tak kunjung menemukan baju yang benar-benar bagus menurut penilaiannya. Dan akhirnya, ia akan memilih “yang ada saja”. Nah, yang terakhir adalah si sabar. Dia yakin, di antara tumpukan baju pasti ada satu yang paling bagus. Kesabaran biasanya berjalan seiring dengan ketelitian. Walaupun tidak mudah untuk menemukan itu, tapi dengan kesabarannya dan ketelitiannya insya Allah dia akan mendapat yang terbaik. Lalu apa hubungannya dengan pasangan hidup kita??
Begini, Allah sudah menyediakan lawan jenis untuk menjadi pasangan hidup kita. Pasangan ini nantinya ibarat sebuah baju. Dialah yang akan menutupi kekurangan, aib, dan kelalaian kita. Dialah yang akan menjadi pelindung kita, dialah yang akan menjadi penyempurna kita, dan dialah yang akan menghiasi hari-hari kita. Nah, tinggal bagaimana kita menempuh jalan untuk memperolehnya. Apakah menjadi orang yang asal, yang seringkali gonta ganti pasangan sama dengan seringnya dia bergonta ganti baju (^_^). Atau orang yang berselera tinggi, yang mematok kriteria yang “waah” untuk pasangannya. Yang lebih parah, kalau dia tidak menyadari apakah dia pantas untuk hal itu. Hingga jika tidak ada yang sesuai kriterianya, terpaksa dia akan menerima seseorang yang datang pertama kali ke hadapannya. Saya jadi ingat perkataan salah seorang sahabat saya, “sekarang kamu bisa bilang “siapa lo?”, nanti kalau usiamu sudah terlalu matang, kamu akan mengubah statement itu jadi,”siapa aja boleh deh.” Woowww....
Nah, yang terakhir nih.. dialah si sabar. Dia yakin Allah sudah menyediakan seseorang yang terbaik untuk dirinya. Karena itu dia berusaha mencari pasangan terbaik itu, dengan penuh ketelitian. Teliti di sini maksudnya dia teliti untuk terus memperbaiki kekurangan dirinya. Berusaha menjadi yang terbaik, untuk mendapat yang terbaik.  Tentunya untuk mendapatkan yang terbaik pun, tidak dengan jalan yang dimurkaiNya. Tetap harus ada kaidah-kaidah yang tidak boleh dilanggar. Bagaimana pun, syariat tetap membataskan. Selain ikhtiar yang syar’i, cobalah untuk semakin mendekat kepadaNya, bukankah Allah SWT telah berfirman, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula). Sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur: 26).
Sekarang, tinggal sahabat semua yang menentukan. Mau pilih yang mana?? Wallahu’alam bisshawab


Selasa, 27 September 2011

Hisablah dirimu

Hisablah dirimu dalam kesendirianmu. Renungkanlah saat demi saat berkurangnya umurmu. Bekerjalah di waktu luangmu untuk menghadapi waktu sempitmu, berpikirlah sebelum beramal yang akan diisikan pada lembaran amalmu. Lihatlah dalam mujahadahmu, apakah dirimu bersamamu, ataukah kamu merasakan keberatan beramal....

Sungguh berbahagia orang yang menginterospeksi diri. Demi Allah, telah beruntung orang yang memerangi dirinya, dia bangkit memenuhi hak-hak darinya dan tuntutannya. Setiap kali melemah dia menegurnya, setiap kali berhenti dia menariknya, dan setiap melihat angan-angan jiwa dia menguasainya.

Umar bi Al-Khathab Radiyallahu Anhu berkata, "Hisablah diri kalian sebelum dihisab, dan timbanglah amal kalian sebelum ditimbang atas kalian, dan berhiaslah untuk menghadapi hari penghadapan yang agung."

Renungilah firman Allah SWT, "Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al Haqqah: 18)

Hasan Al Bashri berkata; Manusia yang paling ringan penghisabannya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menghisab diri mereka karena Allah Azza wa Jalla ketika di dunia. Mereka merenungkan kesibukan dan amal-amal mereka. Jika agama adalah milik Allah maka mereka sibuk memenuhi urusan dengan Allah, jika amalnya merugikan maka mereka segera menghentikannya.

Sesungguhnya hisab itu berat atas orang-orang yang melalaikan berbagai urusan, lalu mereka mendapatkan Allah menghisab amal-amal mereka, sekalipun sebesar biji sawi. Mereka berkata, "aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya." ( QS. Al kahfi:49)

Diriwayatkan dari Taubah bin Ash-Shammah, suatu hari dia berpikir dan mengintrospeksi dirinya, dia mendapatkan umurnya telah menginjak usia enam puluh tahun kurang setahun. Dia menghitung hari-harinya dan mendapatkannya sebanyak dua puluh satu ribu lima ratus hari, dia berteriak sambil berkata ," Celaka diriku, membuang hak milik dengan dua puluh satu ribu lima ratus dosa, (maka bagaimana nanti ketika) mereka mendengar seorang penyeru berteriak, Wahai yang lari ke Surga Firdaus yang tinggi."

Maimun bin Marhan berkata; Ada seorang laki-l;aki tidak termasuk orang yang takwa sehingga dia segera mengintrospeksi dirinya dengan lebih seksama daripada mengoreksi teman hidupnya, maka dia mengetahui darimana makanannya, darimana pakaiannya, dan darimana minumannya; Apakah berasal dari cara yang halal atau cara yang haram?

Wahab bin Munabbih berkata; Iman adalah komandan, sedangkan amal adalah sopir, nafsu itu keras kepala, jika komandannya lembek maka nafsu akan menghambat dan tidak tunduk pada sopirnya; dan jika sopirnya lembek maka nafsu menjadi keras kepala dan tidak mengikuti perintah komandannya; tetapi jika keduanya (iman dan amal) bersatu padu, maka nafsu akan lunak (taat dan istiqomah) dalam keadaan rela atau terpaksa.

Barangsiapa menghisab dirinya sebelum dihisab, akan ringan penghisabannya pada Hari Kiamat, bisa menjawab pertanyaan saat pertanyaan diajukan, akan baik tempat kembalinya dan perlindungannya. Barangsiapa tidak pernah mengintrospeksi diri, akan kekal penyesalannya, lama berdirinya saat dikumpulkan di padang mahsyar, digiring kepada kehinaan, kemurkaan dan keburukan.


 

Sabtu, 25 Juni 2011

Harga Surga

Sungguh bodoh orang yang menjual hal yang kekal dengan yang fana, bersantai-santai dalam meraih pahala, dan lalai dalam berbagai urusan. Sesungguhnya surga membuat rindu orang-orang yang mencarinya dan berhias untuk orang-orang yang menghendakinya. Ayat-ayat Alquran berbicara tentang gambaran isinya, suara-suara yang menjelaskannya memenuhi pendengaran para hamba, seakan kalian telah membukakan pintu-pintunya dan berbagi-bagi kepada para penghuninya pada Hari Kiamat, dan lidah-lidah yang berangan-angan telah menyanyikan kedekatan kubahnya.
 
Abu Hurairah Radiyallahu anhu meriwayatkan; Kami berkata,” Ya Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang surga dan bangunannya.”

Beliau bersabda,”Batu batanya terbuat dari emas dan perak, pelurnya dari misik yang semerbak, temboknya dari mutiara dan permata, tanahnya dari za’rafan. Siapa yang masuk ke dalamnya akan merasakan kenikmatan dan tidak akan bersedih, dia kekal dan tidak akan mati, pakaian-pakaiannya tidak akan usang dan dia tidak bertambah tua.” (HR. Ahmad, at-tirmidzi)

Wahai  jiwa, bersegeralah menggunakan waktu sebelum ia berlalu, bersungguh-sungguhlah dalam menjaga malam-malam dan hari-hari kehidupan, seolah-olah kamu telah dikoyak-koyak oleh kuburan, semua urusan telah terbukti, wajah-wajah orang yang bertakwa telah terbit berseri-seri, dan kepala-kepala orang yang bermaksiat menunduk.

Wahai jiwa, orang-orang yang wara’ telah bersungguh-sungguh, orang-orang yang takut telah bersiap siaga, orang-orang shaleh telah berangkat, orang-orang yang memberi nasehat telah berteriak dan memberikan nasehat. Ilmu tidak akan didapatkan kecuali dengan bersusah payah dan harta tidak akan didapatkan kecuali dengan keletihan.

Jika kamu telah bertekad maka bersegeralah, jika kamu telah berniat maka bersabarlah. Ketahuilah sesungguhnya tidak akan didapatkan kemegahan oleh orang yang berada di luar jalurnya.

“jangan mengira bahwa kemuliaan adalah korma yang kamu makan
Tidak akan mencapai kemuliaan hingga kamu merasakan kesabaran

Sabarlah terhadap cobaan, maka saat itu akan mendapatkan kemudahan. Bertahanlah dalam bencana, maka banyak sekali pahalanya;

“Jangan bersedih terhadap bencana yang menimpa
Dan bersabarlah ketika takdir saatnya tiba
Besok orang-orang yang sabar akan menuai kebahagiaannya
Di surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.”