Selasa, 27 September 2011

Hisablah dirimu

Hisablah dirimu dalam kesendirianmu. Renungkanlah saat demi saat berkurangnya umurmu. Bekerjalah di waktu luangmu untuk menghadapi waktu sempitmu, berpikirlah sebelum beramal yang akan diisikan pada lembaran amalmu. Lihatlah dalam mujahadahmu, apakah dirimu bersamamu, ataukah kamu merasakan keberatan beramal....

Sungguh berbahagia orang yang menginterospeksi diri. Demi Allah, telah beruntung orang yang memerangi dirinya, dia bangkit memenuhi hak-hak darinya dan tuntutannya. Setiap kali melemah dia menegurnya, setiap kali berhenti dia menariknya, dan setiap melihat angan-angan jiwa dia menguasainya.

Umar bi Al-Khathab Radiyallahu Anhu berkata, "Hisablah diri kalian sebelum dihisab, dan timbanglah amal kalian sebelum ditimbang atas kalian, dan berhiaslah untuk menghadapi hari penghadapan yang agung."

Renungilah firman Allah SWT, "Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al Haqqah: 18)

Hasan Al Bashri berkata; Manusia yang paling ringan penghisabannya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menghisab diri mereka karena Allah Azza wa Jalla ketika di dunia. Mereka merenungkan kesibukan dan amal-amal mereka. Jika agama adalah milik Allah maka mereka sibuk memenuhi urusan dengan Allah, jika amalnya merugikan maka mereka segera menghentikannya.

Sesungguhnya hisab itu berat atas orang-orang yang melalaikan berbagai urusan, lalu mereka mendapatkan Allah menghisab amal-amal mereka, sekalipun sebesar biji sawi. Mereka berkata, "aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya." ( QS. Al kahfi:49)

Diriwayatkan dari Taubah bin Ash-Shammah, suatu hari dia berpikir dan mengintrospeksi dirinya, dia mendapatkan umurnya telah menginjak usia enam puluh tahun kurang setahun. Dia menghitung hari-harinya dan mendapatkannya sebanyak dua puluh satu ribu lima ratus hari, dia berteriak sambil berkata ," Celaka diriku, membuang hak milik dengan dua puluh satu ribu lima ratus dosa, (maka bagaimana nanti ketika) mereka mendengar seorang penyeru berteriak, Wahai yang lari ke Surga Firdaus yang tinggi."

Maimun bin Marhan berkata; Ada seorang laki-l;aki tidak termasuk orang yang takwa sehingga dia segera mengintrospeksi dirinya dengan lebih seksama daripada mengoreksi teman hidupnya, maka dia mengetahui darimana makanannya, darimana pakaiannya, dan darimana minumannya; Apakah berasal dari cara yang halal atau cara yang haram?

Wahab bin Munabbih berkata; Iman adalah komandan, sedangkan amal adalah sopir, nafsu itu keras kepala, jika komandannya lembek maka nafsu akan menghambat dan tidak tunduk pada sopirnya; dan jika sopirnya lembek maka nafsu menjadi keras kepala dan tidak mengikuti perintah komandannya; tetapi jika keduanya (iman dan amal) bersatu padu, maka nafsu akan lunak (taat dan istiqomah) dalam keadaan rela atau terpaksa.

Barangsiapa menghisab dirinya sebelum dihisab, akan ringan penghisabannya pada Hari Kiamat, bisa menjawab pertanyaan saat pertanyaan diajukan, akan baik tempat kembalinya dan perlindungannya. Barangsiapa tidak pernah mengintrospeksi diri, akan kekal penyesalannya, lama berdirinya saat dikumpulkan di padang mahsyar, digiring kepada kehinaan, kemurkaan dan keburukan.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar